Museum Ranggawarsita Jawa Tengah memajang meja dan kursi perundingan antara Pangeran Diponegoro dan Jenderal De Kock pada pameran Museum Art 2015. Satu set meja dan kursi yang menjadi saksi bisu ditipunya suami RM Ratnaningsih oleh Kolonial Belanda itu didatangkan langsung dari Museum Kamar Pangeran Diponegoro, Magelang, Jawa Tengah.
"Meja dan kursi itu asli digunakan Pangeran Diponegoro dalam perundingan dengan Jenderal De Kock. Cuma kursi yang diduduki Diponegoro tidak kita bawa. Hanya fotonya saja," kata Budi Suroso selaku pemandu Museum Pangeran Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (3/10/2015).
Meja dan kursi perundingan menarik dikupas karena kursi yang diduduki Pangeran Diponegoro terdapat guratan. Sayang, kursi itu tidak turut dipamerkan. "Menurut cerita guratan itu bekas cengkraman Pangeran Diponegoro karena menekan amarah ditipu Belanda," tegas Suroso.
Dalam pameran yang mulai digelar pada 2 hingga 6 November itu selain memajang meja dan kursi perundingan, Museum Ranggawarsita juga memajang replika jubah Pangeran Diponegoro. Turut dibawa pula, Kitab Taqrib, Alquran, dan seperangkat cangkir keramik milik Pangeran Diponegoro.
Menurut Suroso, meja dan kursi perundingan itu menjadi saksi Pangeran Diponegoro ditangkap Jenderal De Kock kemudian diasingkan ke Benteng Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang di Makassar. Padahal, sebelum perundingan, Diponegoro dan De Kock bersepakat bahwa masing-masing pihak boleh kembali apabila tidak tercapai persetujuan. "Tapi Jenderal De Kock mengkhianati kesepakatan. Pangetan Diponegoro ditangkap usai perundingan," terang Suroso.
ConversionConversion EmoticonEmoticon